Skip to main content

TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb)







 ABSTRAK

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah tanaman herba yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa temulawak mengandung senyawa aktif utama yaitu xanthorrhizol, kurkumin, dan flavonoid yang memiliki efek antikanker, antiinflamasi, antivirus, dan hepatoprotektif. Makalah ini membahas secara singkat klasifikasi taksonomi, klasifikasi khasiat, kandungan senyawa aktif, cara mengolah, potensi farmakologis, dan manfaatnya bagi kesehatan manusia

 

PENDAHULUAN

Temulawak termasuk famili Zingiberaceae dan dikenal dengan nama lokal seperti kunyit putih atau jiang huang. Tanaman ini tumbuh di daerah lembap dengan ketinggian hingga 1.000 mdpl. Sejak lama, temulawak digunakan dalam pengobatan tradisional Indonesia untuk mengobati mual, muntah, masalah pencernaan, dan radang hati. Seiring perkembangan penelitian, manfaat ilmiah temulawak mulai terungkap dan menjadi perhatian para peneliti di dunia

 

1. KLASIFIKASI TAKSONOMI TEMULAWAK

Berikut adalah klasifikasi taksonomi resmi temulawak menurut sistem Linnaeus:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Filum/Divisi: Tracheophyta (Tumbuhan berbunga dua kelopak)

Klasis: Magnoliopsida (Tumbuhan berbunga dua kelopak)

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae (Keluarga jahe)

Genus: Temulawak

Spesies: Curcuma xanthorrhiza Roxb. (nama ilmiah lengkap dengan penemu "Roxb." yaitu William Roxburgh)

 

2. KLASIFIKASI KHASIAT TEMULAWAK

Berdasarkan pengalaman tradisional dan bukti ilmiah, khasiat temulawak dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori:

- Khasiat Gastrointestinal : Mengobati mual, muntah, perut kembung, diare, dispepsia, dan meningkatkan fungsi pencernaan.

- Khasiat Hepatik : Melindungi hati (hepatoprotektif), mengobati radang hati, dan mempercepat pemulihan hati yang terluka.

- Khasiat Antiinflamasi : Menurunkan radang sendi, asam urat, dan kondisi inflamasi akut/krônis.

- Khasiat Antimikroba : Melawan bakteri patogen (Staphylococcus aureus, Escherichia coli) dan virus (influenza, hepatitis).

- Khasiat Antikanker : Menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis sel kanker.

- Khasiat Antioksidan: Melindungi sel dari kerusakan radikal bebas dan menurunkan risiko penyakit degeneratif.

- Khasiat Imunomodulator : Meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

 

3. KANDUNGAN SENYAWA AKTIF TEMULAWAK

Temulawak mengandung berbagai senyawa aktif yang berperan dalam khasiatnya, antara lain:

- Xanthorrhizol: Senyawa fenolik monoterpen, merupakan senyawa utama yang memberikan warna kuning temulawak (2-7% dari rimpang kering). Memiliki efek antibakteri, antivirus, antikanker, antiinflamasi, dan hepatoprotektif yang kuat.

- Kurkuminoid: Termasuk kurkumin, demetilkurkumin, dan bisdemetilkurkumin (sekitar 1-3% dari rimpang kering). Berperan sebagai antioksidan dan antiinflamasi.

- Flavonoid: Termasuk quercetin, kaempferol, dan apigenin. Memiliki efek antioksidan, antiinflamasi, dan imunomodulator.

- Minyak Atsiri : Mengandung α-pinene, β-pinene, camphor, borneol, dan sesquiterpen. Berperan dalam efek antimikroba dan antiinflamasi

- Lainnya: Serat pangan, vitamin (A, C, B kompleks), mineral (kalsium, fosfor, zat besi), dan senyawa fenolik lainnya.

 

4. CARA MENGOLAH TEMULAWAK

Temulawak dapat diolah menjadi berbagai bentuk untuk pemanfaatan sehari-hari atau pengobatan tradisional, antara lain:

- Ramuan Rebusan: Cuci 10-15 gram rimpang temulawak segar, iris tipis, rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Saring dan minum hangat, bisa ditambahkan madu untuk menurunkan rasa pahit. Cocok untuk mengobati mual atau memperkuat hati.

- Jus Segar: Cuci rimpang temulawak, potong-potong, blender dengan air dan sedikit gula atau madu. Saring dan minuman segar untuk meningkatkan sistem kekebalan dan pencernaan.

- Bubuk Temulawak : Rimpang temulawak dikeringkan di tempat teduh, kemudian digerus menjadi bubuk halus. Bubuk ini bisa dicampur ke dalam air, teh, atau makanan. Mudah disimpan dan dibawa kemana-mana.

- Minyak Atsiri Temulawak: Dihasilkan melalui proses destilasi uap dari rimpang segar. Digunakan untuk pengobatan luar (seperti mengurangi nyeri sendi) atau ditambahkan ke dalam minuman dalam dosis kecil.

- Olahan Makanan: Temulawak diiris tipis dan dimasak bersama sayuran, sup, atau sate sebagai bumbu dan penambah khasiat.

 

5. POTENSI FARMAKOLOGIS DAN MANFAAT KESEHATAN

- Antiinflamasi: Senyawa xanthorrhizol dan kurkumin menekan pelepasan sitokin inflamasi (TNF-α, IL-6), sehingga bermanfaat untuk arthritis dan asam urat.

- Hepatoprotektif: Xanthorrhizol mencegah kerusakan sel hati akibat obat (parasetamol) dan alkohol dengan menekan pelepasan enzim hati (ALT, AST).

- Antibakteri dan Antivirus: Xanthorrhizol menghambat pertumbuhan bakteri patogen dan mencegah replikasi virus.

- Antikanker: Penelitian in vitro menunjukkan xanthorrhizol menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, paru-paru, dan usus besar melalui jalur apoptosis.

- Memperbaiki Pencernaan: Minyak atsiri dan senyawa fenolik merangsang sekresi cairan pencernaan dan memudahkan ketidaknyamanan perut.

- Antioksidan: Flavonoid dan kurkumin menangkap radikal bebas, menurunkan risiko penyakit jantung dan diabetes.

 

KESIMPULAN

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah tanaman yang memiliki potensi farmakologis yang besar dan banyak manfaat bagi kesehatan. Klasifikasi taksonominya menempatkannya dalam keluarga Zingiberaceae, sedangkan klasifikasi khasiatnya mencakup sistem gastrointestinal, hepatik, antiinflamasi, antimikroba, dan antikanker — yang didukung oleh kandungan senyawa aktif seperti xanthorrhizol, kurkumin, dan flavonoid. Temulawak dapat diolah menjadi berbagai bentuk seperti rebusan, jus, bubuk, atau olahan makanan yang mudah diakses. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif serta memahami mekanisme kerja senyawa aktifnya secara lebih mendalam. Temulawak berpotensi menjadi bahan baku obat-obatan baru yang aman dan alami di masa depan.

Diresume oleh: Salsabila Ananda Putri , Putri Nabila , Bella Dwi Azizah  

DAFTAR PUSTAKA 

1.Effendi, D. (2010). Tanaman Obat Indonesia dan Khasiatnya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

2. Kim, JH, dkk. (2015). Xanthorrhizol dari Curcuma xanthorrhiza menghambat proliferasi sel kanker payudara manusia dengan menginduksi apoptosis. Jurnal Etnofarmakologi, 164, 123-130

3. Sari, RA, dkk. (2018). Efek hepatoprotektif ekstrak temulawak terhadap kerusakan hati akibat parasetamol pada tikus. Jurnal Farmasi Indonesia, 29(2), 156-162.

4. Wijaya, IK, dkk. (2020). Kandungan senyawa aktif dan aktivitas antimikroba rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dari berbagai daerah Indonesia. Jurnal Ilmu Tanaman Obat, 8(1), 45-52.

5. Santoso, B. (2019). Klasifikasi khasiat tanaman obat tradisional Indonesia. Seminar Nasional Tanaman Obat, Yogyakarta.

6. Roxburgh, W. (1810). Flora Indika. London: Longman, Hurst, Rees, Orme, dan Brown.

7. Suryani, E. (2021). Cara Mengolah Tanaman Obat Tradisional untuk Kesehatan Sehari-hari. Bandung: Penerbit Andi.

Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...