Skip to main content

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia

Klasifikasi Jahe Merah :
Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber
officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum

Habitat Jahe Merah :
Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ÂșC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011).

Kandungan Jahe Merah :
Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis jahe lainnya jika ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya. Di dalam rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) terkandung, zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan sebagai bahan baku obat. Jahe banyak dimanfaatkan sebagai ramuan obat tradisional yang berfungsi sebagai obat pencernaan dan perut kembung, sakit kepala, kerongkongan, mulas dan batuk kering (prasetyo, 2016).

Khasiat dan Kegunaan :
Sakit kepala karena dingin
diparut untuk diborehkan pada tengkuk
Perut mulas
3 rimpang jahe merah dicuci, diparut dan diperas, air perasan kasih garam sedikit diminum 3 kali sehari 1 sendok teh
Air liur terlalu banyak
mengunyah daun muda
Urat syaraf lemah
air jahe, kuning telur, madu, air jeruk nipis dicampur lalu minum
Luka-luka berbau busuk
kompres parutan jahe dengan garam
Terkilir
diurut parutan jahe dengan garam
Meredakan Nyeri Otot dan Sendi
Buat pasta dari parutan jahe merah segar dan sedikit air, lalu oleskan pada area yang nyeri. Biarkan selama 20-30 menit, kemudian bilas dengan air hangat. Untuk hasil yang lebih maksimal, jahe bisa dicampur dengan minyak kelapa sebelum dioleskan.
Meredakan Gejala Asma dan Gangguan Pernapasan
Rebus 2-3 rimpang jahe merah dengan 300 ml air hingga air tersisa setengahnya. Minum air rebusan ini dua kali sehari untuk membantu mengurangi peradangan pada saluran pernapasan.
Menurunkan Kolesterol
Konsumsi air jahe merah yang direbus atau dibuat teh jahe setiap pagi. Campurkan dengan madu atau lemon untuk rasa yang lebih enak. Penggunaan rutin dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Mengurangi Mual dan Muntah
Buat minuman hangat dari jahe merah parut dan sedikit gula merah, lalu minum seteguk demi seteguk. Minuman ini efektif untuk mengurangi mual, termasuk mual saat hamil atau mabuk perjalanan.
Mengontrol Kadar Gula Darah pada Penderita Diabetes
Rebus 3-4 cm jahe merah dalam air, dan minum air rebusannya secara teratur sekali sehari. Efek anti-diabetik jahe dapat membantu mengontrol kadar gula darah jika dikonsumsi dengan pola makan seimbang.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Konsumsi ekstrak jahe merah atau air rebusan jahe merah 2-3 kali seminggu untuk menjaga daya tahan tubuh.

Bentuk Hasil Olahan Jahe Merah
Jahe merah dapat diolah dalam berbagai bentuk untuk memaksimalkan penggunaannya sebagai obat dan suplemen kesehatan. Berikut adalah beberapa bentuk hasil olahan jahe merah yang umum digunakan:

  1. Teh Jahe Merah
    • Jahe merah yang direbus atau diseduh dapat dibuat menjadi teh. Ini merupakan bentuk olahan yang paling umum untuk meredakan sakit tenggorokan, mual, atau menghangatkan tubuh.
  2. Serbuk Jahe Merah
    • Jahe merah yang telah dikeringkan dan digiling halus menjadi bubuk. Serbuk ini dapat dicampurkan dalam minuman, makanan, atau kapsul sebagai suplemen.
  3. Ekstrak Jahe Merah
    • Ekstrak jahe merah dibuat dengan cara memeras atau menyuling jahe merah segar. Ekstrak ini sering digunakan sebagai bahan dasar dalam produk suplemen atau sebagai bahan dalam minuman kesehatan.
  4. Minyak Atsiri Jahe Merah
    • Minyak atsiri diekstraksi melalui proses penyulingan uap pada jahe merah. Minyak atsiri ini digunakan dalam aromaterapi atau sebagai minyak gosok untuk mengurangi nyeri otot dan sendi.
  5. Tablet atau Kapsul Jahe Merah
    • Bubuk atau ekstrak jahe merah dimasukkan ke dalam bentuk tablet atau kapsul, yang praktis untuk dikonsumsi sebagai suplemen harian.
  6. Permen Jahe Merah
    • Jahe merah yang dimasak dengan gula atau madu hingga berbentuk manisan atau permen. Bentuk ini populer untuk mengatasi mual atau mabuk perjalanan.
  7. Krim atau Salep Jahe Merah
    • Jahe merah juga dapat diolah menjadi krim atau salep untuk dioleskan pada kulit guna mengatasi nyeri sendi, memar, atau bengkak.

Setiap bentuk olahan ini memiliki keunggulan tersendiri dan dapat dipilih sesuai kebutuhan kesehatan serta preferensi penggunaan.

Dirangkum Oleh : Febryan Hari Purwanto

Sumber Referensi :
Hapsoh. (2008). Klasifikasi dan Identifikasi Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum). Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hapsoh. (2011). Kajian Habitat Tanaman Jahe Merah untuk Meningkatkan Produktivitas Rimpang. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Prasetyo, R. (2016). Kandungan Kimia dan Manfaat Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dalam Pengobatan Tradisional. Jurnal Obat Tradisional Indonesia, 12(3), 34-42.

Al-Amin, Z. M., Thomson, M., Al-Qattan, K. K., Peltonen-Shalaby, R., & Ali, M. (2006). Anti-diabetic and hypolipidaemic properties of ginger (Zingiber officinale) in streptozotocin-induced diabetic rats. British Journal of Nutrition, 96(4), 660-666.

Ernst, E., & Pittler, M. H. (2000). Efficacy of ginger for nausea and vomiting: A systematic review of randomized clinical trials. British Journal of Anaesthesia, 84(3), 367-371.

Mashhadi, N. S., Ghiasvand, R., Askari, G., Hariri, M., Darvishi, L., & Mofid, M. R. (2013). Anti-oxidative and anti-inflammatory effects of ginger in health and physical activity: Review of current evidence. International Journal of Preventive Medicine, 4(1), 36-42.

Prasad, S., & Tyagi, A. K. (2015). Ginger and its constituents: Role in prevention and treatment of gastrointestinal cancer. Gastroenterology Research and Practice, 2015, 1-11.

Rahmani, A. H., Shabrmi, F. M., & Aly, S. M. (2014). Active ingredients of ginger as potential candidates in the prevention and treatment of diseases via modulation of biological activities. International Journal of Physiology, Pathophysiology and Pharmacology, 6(2), 125-136.

Ali, B. H., Blunden, G., Tanira, M. O., & Nemmar, A. (2008). Some phytochemical, pharmacological and toxicological properties of ginger (Zingiber officinale Roscoe): A review of recent research. Food and Chemical Toxicology, 46(2), 409-420.

Altman, R. D., & Marcussen, K. C. (2001). Effects of a ginger extract on knee pain in patients with osteoarthritis. Arthritis & Rheumatism, 44(11), 2531-2538.

Ernst, E., & Pittler, M. H. (2000). Efficacy of ginger for nausea and vomiting: A systematic review of randomized clinical trials. British Journal of Anaesthesia, 84(3), 367-371.

Marx, W., Ried, K., McCarthy, A. L., Vitetta, L., Sali, A., McKavanagh, D., & Isenring, L. (2013). Ginger (Zingiber officinale) and chemotherapy-induced nausea and vomiting: A systematic literature review. Nutrition Reviews, 71(4), 245-254.

Prasad, S., & Tyagi, A. K. (2015). Ginger and its constituents: Role in prevention and treatment of gastrointestinal cancer. Gastroenterology Research and Practice, 2015, 1-11.

Shukla, Y., & Singh, M. (2007). Cancer preventive properties of ginger: A brief review. Food and Chemical Toxicology, 45(5), 683-690.

Wang, W. H., & Wang, Z. M. (2005). Studies of commonly used traditional medicine-ginger. Zhongguo Zhong Yao Za Zhi,

Popular posts from this blog

Menanam Bibit Tanaman Obat

Pada tanggal 22 Januari 2025 Anggota UKM Apotek hidup bersama-sama menanam bibit tanaman obat yang telah dikumpulkan sebelumnya, beberapa jenis tanaman yang ditanam adalah sirih hijau, sirih merah, kembang sepatu, asoka, puding merah, keji beling, dan tanaman lainnya, semoga bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan subur. Berikut ini foto kegiatan yang terdokumentasi :  

Daun Pepaya ( Carica papaya L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (dikotil) Ordo : Brassicales Famili : Caricaceae Genus : Carica Spesies : CaricPepaya carica Habitat Daun pepaya tumbuh di habitat yang memiliki tanah lembab, subur, dan tidak tergenang air. Berikut adalah beberapa syarat tumbuh tanaman pepaya: Suhu udara yang ideal untuk pertumbuhan pepaya adalah 22–26°C. Kelembaban udara yang ideal untuk pertumbuhan pepaya adalah sekitar 40%. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6–7. Curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan pepaya adalah 1000–2000 mm/tahun. Kandungan Daun pepaya mengandung berbagai senyawa dan nutrisi, di antaranya: Senyawa alami, seperti annonaceus acetogenin, papain, chymopapain, cystacin, tocophenol, flavonoid, asam askorbat, glukosida cyanogenic, dan glukosinolat Vitamin A, C, E, K, dan B Mineral seperti kalsium, magnesium, dan zat...

Kebersihan Kebun dan Perbaikan Media Tanam

Kegiatan rutin UKM Apotek Hidup kali ini dilaksanakan tanggal 17 Desember 2024, kali ini seluruh anggota masih melanjutkan kegiatan kebersihan kebun sebelumnya yang belum selesai, sekaligus memperbaiki media tanam dan menggemburkan tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. berikut beberapa hasil dokumentasi kegiatan pada saat itu :