Skip to main content

Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)

 











Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)   ketersediaan Di kebun toga Stikes AL-FATAH : Tersedia ditaman 1 Kelompok 2 
Ciri, Manfaat, dan Cara Budidaya

1. PENGENALAN TANAMAN SAMBILOTO 
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah tanaman herbal berasa sangat pahit yang sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Asia, termasuk Indonesia, India, dan Tiongkok. Dalam dunia herbal, sambiloto dikenal sebagai “King of Bitters” karena rasa pahitnya yang sangat kuat.
Tanaman ini sering tumbuh liar di lahan kering maupun lembap, dan banyak dibudidayakan karena khasiatnya yang melimpah.

2.CIRI-CIRI TANAMAN SAMBILOTO 
Berdasarkan foto yang Anda kirim, ciri fisiknya sangat mirip dengan sambiloto:
a. Bentuk Batang
Tegak, ramping, berwarna hijau.
Bersifat herba (tidak berkayu).
Tinggi bisa mencapai 50–100 cm.
b. Daun
Daun tipis, lonjong memanjang (lanset).
Tepi daun rata.
Letak daun berhadapan.
c. Bunga
Bunga kecil berwarna putih keunguan.
Memiliki corak ungu di bagian tengah kelopak.
Keluar pada ujung ranting secara bergerombol.
d. Buah dan Biji
Buah berbentuk polong kecil memanjang.
Jika matang, buah dapat pecah dan menyebarkan bijinya.

3.KANDUNGAN SENYAWA AKTIF
Sambiloto dikenal karena kandungan bioaktif berikut:
Andrographolide (senyawa paling penting, memberi rasa pahit)
Flavonoid (andrographin, panicolin)
Alkaloid
Tanin
Saponin
Senyawa-senyawa tersebut memberikan efek antiinflamasi, antibakteri, antikanker, antipiretik, hingga imunomodulator.

4.MANFAAT SAMBILOTO BAGI KESEHATAN 
a. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Andrographolide membantu merangsang sistem imun sehingga sering digunakan sebagai herbal untuk mencegah flu, batuk, dan infeksi umum.
b. Menurunkan Demam
Efek antipiretiknya membantu meredakan demam akibat infeksi bakteri maupun virus.
c. Mengontrol Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan sambiloto dapat membantu menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes ringan.
d. Antiradang dan Antiinfeksi
Baik untuk mengatasi:
Radang tenggorokan
Infeksi saluran pernapasan
Masalah pencernaan seperti diare ringan
e. Antioksidan dan Antikanker
Kandungan flavonoid dan andrographolide bersifat antioksidan yang melawan radikal bebas.

5.CARA MENGOLAH SAMBILOTO 
a. Direbus
Daun dicuci dan direbus kemudian diminum airnya.
b. Dikeringkan
Daun dikeringkan hingga dapat diseduh seperti teh herbal.
c. Dijadikan Serbuk atau Kapsul
Banyak dijual dalam bentuk kapsul untuk memudahkan konsumsi.
Catatan: Rasa sambiloto sangat pahit, sehingga banyak orang mencampurnya dengan madu.

6.CARA BUDIDAYA SAMBILOTO 
Tanaman ini relatif mudah ditanam.
a. Media Tanam
Tanah gembur, subur, dan memiliki drainase baik.
PH tanah sekitar 5,5–6,5.
b. Penanaman
Bisa ditanam menggunakan biji.
Biji ditabur pada bedengan kemudian dipindahkan saat tinggi 10–15 cm.
c. Perawatan
Siram secukupnya, hindari genangan.
Bersihkan gulma agar daun tumbuh optimal.
Pemupukan cukup menggunakan pupuk organik.
d. Panen
Panen pertama sekitar 3–4 bulan setelah tanam.
Bagian yang digunakan adalah daun, batang, atau seluruh tanaman.

7.EFEK SAMPING 
Walaupun herbal, sambiloto tetap harus digunakan dengan dosis wajar.
Hindari atau konsultasikan dulu jika:
Sedang hamil atau menyusui
Sedang minum obat pengencer darah
Memiliki gangguan lambung sensitif (karena sangat pahit)

KLASIFIKASI SAMBILOTO 
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
Ordo : Lamiales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees

Kesimpulan
Tanaman herbal sambiloto (Andrographis paniculata). Tanaman ini terkenal karena rasa pahitnya dan khasiatnya yang luas bagi kesehatan, terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi demam, serta bersifat antiinflamasi. Selain mudah ditemukan, sambiloto juga mudah dibudidayakan di pekarangan.


DAFTAR PUSTAKA
1. Dalimartha, S. (2003). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
2. Departemen Kesehatan RI. (2009). Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
3. Drabu, S., & Khairnar, A. (2013). Comparative Study of Antimicrobial Activity of Andrographis paniculata and Tinospora cordifolia. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 5(3), 285–288.
4. Gupta, S., Choudhary, M. A., & Yadava, J. N. S. (2010). Phytochemical and Pharmacological Properties of Andrographis paniculata. Journal of Plant Sciences, 5(2), 30–35.
5. Kumar, R. A., Sridevi, K., Vijaya Kumar, N., Nanduri, S., & Rajagopal, S. (2012). Anticancer and Immunostimulatory Compounds from Andrographis paniculata. Journal of Ethnopharmacology, 142(3), 555–563.

Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...