Skip to main content

Daun Merah (Iresine diffusa f. herbstii)


Daun Merah (Iresine diffusa f. herbstii




tersedia di taman 3 STIKES AL-FATAH kelompok 3

Klasifikasi Daun Merah (Iresine diffusa f. herbstii)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (Dikotil)

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Iresine

Spesies : Iresine diffusa

Forma : Iresine diffusa f. 


Deskripsi Tanaman :

§  Tanaman semak rendah dengan tinggi 30–60 cm.

§ Daun berbentuk oval, berwarna merah tua, ungu, atau merah kehitaman dengan tulang daun merah terang.

§  Batang berwarna kemerahan dan lunak.

§  Tumbuh baik di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung yang terik.

§  Biasanya ditanam sebagai tanaman hias karena warna daunnya yang menarik.

§  Bunganya kecil, berwarna putih kehijauan, namun jarang menjadi perhatian karena tidak menonjol.


Morfologi singkat & habitat :

Morfologi: herba tahunan/perennial yang umumnya bercabang, tinggi di kebun ± 0,2–1,5 m (tergantung kultivar dan pemangkasan). Daun berwarna merah-ungu hingga magenta (variasi ada yang variegata), tepi rata, tangkai daun pendek. Bunga kecil, tersusun pada inflorescence seperti malai.

Habitat & sebaran: asli tropis Amerika Selatan (mis. Brasil) dan kini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias di daerah tropis/subtropis di seluruh dunia; tumbuh baik di sinar matahari penuh sampai teduh parsial, media gembur dan drainase sedang. Sering ditemukan di kebun, pot, dan lansekap.


Kandungan Daun Merah :
Berbagai studi fitokimia pada Iresine herbstii melaporkan keberadaan kelompok senyawa sebagai berikut:

Flavonoid (antosianin pada daun berwarna), tanin, fenolik, saponin, alkaloid (dilaporkan dalam beberapa ekstrak), dan pigmen antosianin/karotenoid yang memberi warna merah-ungu.

Hasil analisis ekstrak etanol/petroleum/air menunjukkan aktivitas antioksidan yang dikaitkan dengan kandungan fenolik dan flavonoid.


Berikut cara-cara olah yang lazim dan bentuk hasil olahan :

1. Pasta atau salep topikal (tradisional)

Daun ditumbuk segar lalu diaplikasikan langsung pada luka, bisul, atau area kulit yang bermasalah.

Bentuk akhir: pasta segar, salep jika dicampur minyak/pelarut (minyak kelapa, vaselin).

2. Dekok/infus (minum, tradisional)

Daun direbus (dekok) atau diseduh (infus) lalu diminum untuk keluhan tertentu (dilaporkan secara etnobotani). Hati-hati: dosis tradisional bervariasi; bukti keamanan terbatas.

3. Ekstrak alkoholik/etanol atau metanol (penelitian)

Laboratorium biasa membuat ekstrak etanol/MetOH untuk uji aktivitas antioksidan, antimikroba, sitotoksik. Hasil akhir: ekstrak kental, dapat dikeringkan menjadi ekstrak kering (bubuk). Ekstrak ini digunakan untuk uji farmakologi.

4. Ekstrak hidro-alat (air) untuk aplikasi ringan

Sediaan tradisional berupa rebusan yang disaring. Bentuk akhir: cairan siap minum atau untuk bilasan kulit.

5. Tincture / macerate (kurang umum dalam literatur tradisional lokal, lebih dalam praktik fitofarmaka modern): daun direndam dalam etanol 40–70% untuk beberapa minggu → tincture. (praktek umum untuk tanaman berpigmen/antioksidan).


Manfaat dan Khasiat Tanaman : 

1. Anti-inflamasi

Daunnya mengandung senyawa yang membantu meredakan peradangan pada kulit dan tubuh.

2. Obat Tradisional Demam

Beberapa tradisi Amerika Selatan menggunakan ekstrak Iresine diffusa untuk menurunkan demam.

3. Membersihkan Racun (Detoksifikasi)

Di Peru dan Brasil, tanaman ini digunakan sebagai “pembersih darah” atau blood purifier.

4. Mengatasi Gangguan Pencernaan

Rebusan daunnya digunakan untuk mengurangi sakit perut dan kembung.

5. Antioksidan

Warna merah menunjukkan tingginya kandungan betalain yang mampu melindungi sel dari radikal bebas.

6. Penyembuhan Luka

Daun segar dapat ditempelkan pada area luka ringan untuk membantu mempercepat penyembuhan.

7. Tanaman Hias Estetis

Sering digunakan untuk border tanaman hias karena warna daunnya yang mencolok.


Cara Pemanfaatan Tradisional : 

·       Rebusan daun untuk mengurangi demam.

·       Tumbukan daun ditempelkan pada luka atau bengkak.

·       Teh herbal dari daunnya untuk gangguan pencernaan (digunakan di Amerika Selatan).

 

Dirangkum Oleh : Cyntia Nahayani

Sumber Referensi :

Royal Horticultural Society. (2023). Iresine herbstii. RHS Plant Finder. Royal Horticultural Society.

National Parks Board (NParks). (2022). Iresine diffusa f. herbstii – Bloodleaf. Flora Fauna Web, Singapore.

Kementerian Pertanian RI. (2018). Inventaris Tanaman Hias Introduksi Tropis.

POWO – Plants of the World Online. (2021). Iresine herbstii Hook. Kew Science.

Ullah, M. F., Nujat, S., Rahman, M., & Rony, S. A. (2012). Phytochemical screening and antioxidant activities of Iresine herbstii extracts. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 3(9), 3052–3058.

Rahmatullah, M., Khatun, Z., & Hasan, A. (2010). Preliminary phytochemical analysis of Iresine herbstii and evaluation of antioxidant property. Journal of Medicinal Plants Research, 4(14), 1510–1514.

Dipankar, C., & Suresh, K. (2012). A review on the medicinal and pharmacological properties of Iresine herbstii. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 4(3), 34–38.

Tapondjou, L. A., Nguefack, J., Abdou, J. P., & Lontsi, D. (2005). Antimicrobial and antifungal activity of extracts from Iresine herbstii against human pathogens. African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines, 2(1), 20–28.

Hernández, R., Robles, R., & Morales, C. (2014). Cytotoxic activity of Iresine herbstii leaf extract on cancer cell lines. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 4(6), 95–101.

Duke, J. A. (2002). Handbook of Medicinal Herbs (2nd ed.). CRC Press. (Referensi etnobotani tentang penggunaan Iresine spp.)

Patiño, V. M. (2005). Traditional medicinal use of Iresine species among indigenous communities in South America. In Ethnobotany of the Andes (pp. 211–224). Andean Botanical Press.

 


Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...