Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
(Dikotil)
Ordo :
Caryophyllales
Famili :
Amaranthaceae
Genus :
Iresine
Spesies :
Iresine
diffusa
Forma :
Iresine
diffusa f.
Deskripsi Tanaman :
§
Tanaman
semak rendah dengan tinggi 30–60 cm.
§ Daun
berbentuk oval, berwarna merah tua, ungu, atau merah kehitaman dengan tulang
daun merah terang.
§
Batang
berwarna kemerahan dan lunak.
§
Tumbuh
baik di tempat terang tetapi tidak terkena sinar matahari langsung yang terik.
§
Biasanya
ditanam sebagai tanaman hias karena warna daunnya yang menarik.
§
Bunganya
kecil, berwarna putih kehijauan, namun jarang menjadi perhatian karena tidak
menonjol.
Morfologi
singkat & habitat :
Morfologi: herba tahunan/perennial yang umumnya
bercabang, tinggi di kebun ± 0,2–1,5 m (tergantung kultivar dan pemangkasan).
Daun berwarna merah-ungu hingga magenta (variasi ada yang variegata), tepi
rata, tangkai daun pendek. Bunga kecil, tersusun pada inflorescence seperti
malai.
Habitat & sebaran: asli tropis Amerika Selatan
(mis. Brasil) dan kini banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias di daerah
tropis/subtropis di seluruh dunia; tumbuh baik di sinar matahari penuh sampai
teduh parsial, media gembur dan drainase sedang. Sering ditemukan di kebun,
pot, dan lansekap.
Flavonoid
(antosianin pada daun berwarna), tanin, fenolik, saponin, alkaloid (dilaporkan
dalam beberapa ekstrak), dan pigmen antosianin/karotenoid yang memberi warna
merah-ungu.
Hasil analisis ekstrak etanol/petroleum/air menunjukkan aktivitas antioksidan yang dikaitkan dengan kandungan fenolik dan flavonoid.
Berikut cara-cara olah yang lazim dan bentuk hasil olahan :
1. Pasta atau salep topikal
(tradisional)
Daun ditumbuk segar lalu
diaplikasikan langsung pada luka, bisul, atau area kulit yang bermasalah.
Bentuk akhir: pasta segar, salep
jika dicampur minyak/pelarut (minyak kelapa, vaselin).
2. Dekok/infus (minum,
tradisional)
Daun direbus (dekok) atau diseduh
(infus) lalu diminum untuk keluhan tertentu (dilaporkan secara etnobotani).
Hati-hati: dosis tradisional bervariasi; bukti keamanan terbatas.
3. Ekstrak alkoholik/etanol atau
metanol (penelitian)
Laboratorium biasa membuat
ekstrak etanol/MetOH untuk uji aktivitas antioksidan, antimikroba, sitotoksik.
Hasil akhir: ekstrak kental, dapat dikeringkan menjadi ekstrak kering (bubuk).
Ekstrak ini digunakan untuk uji farmakologi.
4. Ekstrak hidro-alat (air) untuk
aplikasi ringan
Sediaan tradisional berupa
rebusan yang disaring. Bentuk akhir: cairan siap minum atau untuk bilasan
kulit.
5. Tincture / macerate (kurang umum dalam literatur tradisional lokal, lebih dalam praktik fitofarmaka modern): daun direndam dalam etanol 40–70% untuk beberapa minggu → tincture. (praktek umum untuk tanaman berpigmen/antioksidan).
Manfaat dan Khasiat Tanaman :
1. Anti-inflamasi
Daunnya mengandung senyawa yang
membantu meredakan peradangan pada kulit dan tubuh.
2. Obat Tradisional Demam
Beberapa tradisi Amerika Selatan
menggunakan ekstrak Iresine diffusa untuk menurunkan demam.
3. Membersihkan Racun (Detoksifikasi)
Di Peru dan Brasil, tanaman ini
digunakan sebagai “pembersih darah” atau blood purifier.
4. Mengatasi Gangguan Pencernaan
Rebusan daunnya digunakan untuk
mengurangi sakit perut dan kembung.
5. Antioksidan
Warna merah menunjukkan tingginya
kandungan betalain yang mampu melindungi sel dari radikal bebas.
6. Penyembuhan Luka
Daun segar dapat ditempelkan pada
area luka ringan untuk membantu mempercepat penyembuhan.
7. Tanaman Hias Estetis
Sering digunakan untuk border
tanaman hias karena warna daunnya yang mencolok.
Cara Pemanfaatan Tradisional :
· Rebusan daun untuk mengurangi demam.
· Tumbukan daun ditempelkan pada luka atau
bengkak.
· Teh herbal dari daunnya untuk gangguan
pencernaan (digunakan di Amerika Selatan).
Dirangkum Oleh : Cyntia Nahayani
Sumber
Referensi :
Royal Horticultural Society. (2023). Iresine herbstii. RHS Plant Finder. Royal Horticultural Society.
National
Parks Board (NParks). (2022). Iresine
diffusa f. herbstii – Bloodleaf. Flora Fauna Web, Singapore.
Kementerian Pertanian RI. (2018). Inventaris Tanaman Hias Introduksi Tropis.
POWO – Plants of the World Online.
(2021). Iresine herbstii Hook. Kew
Science.
Ullah, M. F., Nujat, S., Rahman, M., & Rony, S. A.
(2012). Phytochemical screening and
antioxidant activities of Iresine herbstii extracts. International Journal
of Pharmaceutical Sciences and Research, 3(9), 3052–3058.
Rahmatullah,
M., Khatun, Z., & Hasan, A. (2010). Preliminary phytochemical analysis
of Iresine herbstii and evaluation of antioxidant property. Journal of Medicinal Plants Research, 4(14), 1510–1514.
Dipankar,
C., & Suresh, K. (2012). A review on the medicinal and
pharmacological properties of Iresine herbstii. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences, 4(3), 34–38.
Tapondjou, L. A., Nguefack, J., Abdou, J. P., &
Lontsi, D. (2005). Antimicrobial and
antifungal activity of extracts from Iresine herbstii against human pathogens.
African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines, 2(1),
20–28.
Hernández, R., Robles, R., & Morales, C. (2014). Cytotoxic activity of Iresine herbstii leaf
extract on cancer cell lines. Journal of Applied Pharmaceutical Science,
4(6), 95–101.
Duke, J. A. (2002). Handbook
of Medicinal Herbs (2nd ed.). CRC Press. (Referensi etnobotani tentang
penggunaan Iresine spp.)
Patiño, V. M. (2005). Traditional
medicinal use of Iresine species among indigenous communities in South America.
In Ethnobotany of the Andes (pp. 211–224). Andean Botanical Press.
