Skip to main content

GETAH JARAK (Jatropha curcas L.)




 

Tanaman Multiguna dengan Potensi Obat Tradisional

1. Pendahuluan

      Getah jarak (Jatropha curcas L.) merupakan tanaman perdu yang banyak ditemukan di wilayah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal sejak lama sebagai tanaman serbaguna, terutama bagian getah, daun, dan bijinya yang dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Getah jarak memiliki tekstur kental berwarna putih susu dengan aroma khas, dan mengandung berbagai senyawa bioaktif yang berpotensi memberikan efek farmakologis.

 

2. Morfologi Tanaman Jarak

              1.           Akar: Sistem perakaran tunggang dengan cabang akar yang kuat.

              2.           Batang: Berkayu, berwarna hijau keabu-abuan, dan mengandung getah.

              3.           Daun: Berbentuk menjari (palmatus) dengan 3–7 lobus, berwarna hijau cerah.

              4.           Bunga: Berkelamin tunggal, berwarna kuning kehijauan dan muncul dalam     malai.

              5.           Buah: Berbentuk bulat telur, berwarna hijau saat muda dan kuning kecokelatan saat                                   matang.

              6.           Biji: Mengandung minyak jarak yang biasa diolah menjadi bahan industri dan bahan                                 obat luar.

 

3. Kandungan Kimia Getah Jarak

Beberapa kandungan bioaktif yang terdapat pada getah jarak antara lain:

                          Flavonoid

                          Saponin

                          Tanin

                          Triterpenoid

                          Lektin

                          Asam lemak (pada biji)

Senyawa tersebut memberikan aktivitas biologis seperti antibakteri, antiinflamasi, dan penyembuhan luka.

 

4. Manfaat dan Aktivitas Farmakologis

1) Penyembuhan Luka

       Getah jarak sering digunakan untuk mempercepat proses penyembuhan luka kecil dan luka lecet. Kandungan flavonoid dan tanin membantu menutup luka dan mencegah infeksi.

2) Antibakteri

       Ekstrak getah jarak dilaporkan mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri seperti Staphylococcus aureus dan E. coli. Ini membuat getah jarak sering digunakan secara tradisional sebagai antiseptik alami.

3) Anti-inflamasi

         Senyawa triterpenoid dalam getah jarak bekerja dalam menurunkan reaksi peradangan. Pada beberapa daerah, getah jarak dioleskan untuk mengurangi bengkak atau nyeri ringan.

4) Anti jamur

       Beberapa penelitian menunjukkan potensi aktivitas antijamur terhadap Candida albicans, sehingga cocok untuk keluhan kulit tertentu.

5) Obat Tradisional untuk Sakit Gigi (Penggunaan Luar)

       Dalam tradisi masyarakat, getah jarak dioleskan pada area gigi bermasalah untuk mengurangi nyeri. Namun penerapannya harus sangat hati-hati karena getah jarak bersifat iritan.

 

5. Cara Pemanfaatan Tradisional

              1.  Getah Segar

                     Dioleskan pada luka ringan atau kulit yang bermasala. (Tidak boleh dikonsumsi karena                           bersifat toksik!)

              2.  Daun Jarak

                     Dipanaskan dan ditempelkan pada perut bayi untuk meredakan kembung.

              3.  Minyak Biji Jarak

                      Digunakan sebagai minyak gosok atau campuran obat luar

6. Keamanan dan Toksisitas

     Walaupun bermanfaat, tanaman jarak mengandung senyawa risin dan curcin yang bersifat toksik jika tertelan. Oleh karena itu:

                          Getah tidak untuk diminum.

                          Biji jarak sangat beracun jika dimakan.

                          Hanya boleh digunakan secara luar (topikal).

                          Hindari kontak dengan mata dan mukosa.

                          Tidak dianjurkan untuk anak kecil tanpa pengawasan.

 

7. Kesimpulan

     Getah jarak (Jatropha curcas L.) adalah tanaman yang memiliki banyak manfaat, terutama untuk penyembuhan luka, antibakteri, antiinflamasi, dan antiseptik alami. Namun, penggunaannya harus tetap berhati-hati mengingat bagian tanaman ini mengandung senyawa toksik. Dengan pemanfaatan yang tepat, getah jarak dapat menjadi alternatif obat tradisional Daftar Pustaka

             

DAFTAR PUSTAKA

 • Dalimartha, S. (2003). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pustaka Bunda.

 • Departemen Kesehatan RI. (2008). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (Vol. 6). Jakarta: Badan             Litbangkes.

 • Gunawan, D., & Mulyani, S. (2010). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya.

  Karyono, S. (2016). Aktivitas antibakteri ekstrak getah jarak (Jatropha curcas L.) terhadap                  Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Farmasi Indonesia, 8(2), 122–129.

  • Kumar, A., & Sharma, S. (2008). Potential medicinal uses of Jatropha curcas: A review.               International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, 2(1), 11–23.

   Nurhasanah, E., & Putri, M. (2019). Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak daun jarak pada hewan uji.    Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 6(3), 45–52.

   Pramono, S. (2002). Pemanfaatan tanaman obat sebagai fitofarmaka. Majalah Obat Tradisional,        7(1), 1–13.

   Rahmadan, H., & Siregar, A. (2017). Toksisitas biji jarak dan potensi pemanfaatannya. Jurnal            Biologi Tropis, 17(2), 89–96.yang efektif dan terjangkau.

Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...