Skip to main content

Daun mangkok (Polyscias scutellaria)

 Daun mangkok (Polyscias scutellaria)



Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia ditaman 5 kelompok 5

Klasifikasi Ilmiah

Menurut wulandari,R. (2020) klasifikasi Daun mangkok (Polyscias scutellaria) sebagai

berikut:

1. Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

2. Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

3. Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

4. Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

5. Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

6. Sub Kelas: Rosidae

7. Ordo: Apiales

8. Famili: Araliaceae

9. Genus: Polyscias

10. Spesies: Polyscias scutellaria (Burm. f.) Fosberg

Habitat daun mangkok

Tanaman ini biasanya tumbuh di pekarangan rumah, ladang, tepi sungai, dan pinggir

jalan, serta mampu beradaptasi dengan berbagai jenis tanah. Habitat alaminya berada di daerah

tropis dengan ketinggian rendah, antara 1–200 meter di atas permukaan laut, dan dapat tumbuh

baik di tempat yang terkena sinar matahari penuh maupun agak terlindung. Karena bentuk

daunnya yang unik menyerupai mangkok, masyarakat sering menanamnya sebagai tanaman

hias, pagar hidup, sekaligus tanaman obat.(suryanto 2018)

Kandungan daun mangkok

Daun mangkok mengandung berbagai zat aktif yang bermanfaat bagi tubuh menurut (Willy

Tirza Eden dkk., 2015)

• Flavonoid: Senyawa antioksidan yang membantu melindungi sel dari kerusakan akibat

radikal bebas.

• Saponin: Berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh dan memiliki sifat antimikroba.

• Alkaloid: Dapat membantu meredakan peradangan dan nyeri.

• Vitamin dan Mineral: Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh

Khasiat dan kegunaannya

1. Menumbuhkan dan menguatkan rambut

rebusan daun mangkokan sering digunakan sebagai bilasan rambut untuk merangsang

pertumbuhan dan mencegah kerontokan

2. Mengobati luka luar

getah atau tumbukan daun dipakai secara topikal untuk mempercepat penyembuhan luka

ringan

3. Melancarkan pencernaan

konsumsi daun muda sebagai sayuran dipercaya membantu mengatasi gangguan

pencernaan

4. Antioksidan alami

ekstrak daun mangkokan terbukti mengandung flavonoid dan fenolik yang berfungsi

sebagai penangkal radikal bebas

5. Antimikroba dan antiinflamasi

kandungan saponin, tanin, dan alkaloid mendukung aktivitas antimikroba serta

mengurangi peradangan.

Hasil olahan dari daun mangkok:

Hasil olahan daun mangkokan adalah berbagai bentuk pemanfaatan daun Polyscias

scutellaria yang diubah atau diproses menjadi produk kuliner, ramuan tradisional, maupun

sediaan farmasi. Olahan ini tidak hanya bertujuan untuk konsumsi sebagai makanan, tetapi

juga untuk kesehatan dan kecantikan. Berikut merupakan beberapa hasil dari olahan daun

mangkok:

• Obat Luka Tradisional

Daun segar ditumbuk dan digunakan sebagai baluran pada luka ringan. Berfungsi

mempercepat penyembuhan karena kandungan saponin dan flavonoid

• Ramuan Rambut Tradisional

Daun direbus, airnya digunakan untuk membilas rambut. Membantu merangsang

pertumbuhan rambut dan mencegah kerontokan

• Teh Herbal Daun Mangkokan

Daun dikeringkan lalu diseduh seperti teh. Dipercaya memiliki khasiat antioksidan

dan membantu menjaga kesehatan tubuh

Setiap bentuk olahan ini memiliki keunggulan tersendiri dan dapat dipilih sesuai kebutuhan

kesehatan serta preferensi penggunaan.

Dirangkum oleh; kelompok 5 taman 5



Sumber referensi:

Suryanto, A. (2018). Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Nusantara

Wulandari, R. (2020). Keanekaragaman Flora Tropis. Jakarta: Mitra Ilmu.

Willy Tirza Eden, Buanasari, Shihabuddin, & Nilam Kencana Badahdah (2015). Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria). Jurusan Kimia FMIPA

Universitas Negeri Semarang.

Sari, D.P., & Nugroho, A. (2014). Uji Fitokimia Ekstrak Daun Mangkokan (Polyscias scutellaria)

sebagai Kandidat Obat Herbal. Jurnal Farmasi Indonesia, 9(2), 55–62

Pratiwi, L., & Hidayat, B. (2013). Pemanfaatan Daun Mangkokan dalam Pengobatan Tradisional

dan Potensi Farmakologisnya. Jurnal Biologi Tropis, 12(1), 33–40.

Santoso, H., & Wulandari, R. (2011). Kajian Etnobotani Tanaman Mangkokan di Jawa Tengah.

Jurnal Etnobotani Nusantara, 5(2), 14–22.

Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...