Skip to main content

BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia)

 

Abstrak

     Bawang dayak merupakan tanaman herbal khas Kalimantan yang memiliki nilai ekonomi dan manfaat kesehatan tinggi. Artikel ini membahas karakter morfologi, kandungan fitokimia, syarat tumbuh, teknik budidaya, serta potensi ekonomi bawang dayak di Indonesia sebagai komoditas hortikultura strategis.

1. Pendahuluan

     Bawang dayak (Eleutherine palmifolia) adalah tanaman umbi dari famili Iridaceae yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional masyarakat Dayak. Tanaman ini dikenal mengandung flavonoid, naftokuinon, serta senyawa antioksidan kuat yang bermanfaat dalam pengobatan diabetes, inflamasi, dan infeksi. Permintaan bawang dayak meningkat pesat seiring berkembangnya industri herbal dan kesadaran masyarakat terhadap obat tradisional berbasis tanaman. Secara agronomis, tanaman ini cukup adaptif terhadap lingkungan tropis dan dapat dibudidayakan di lahan pekarangan maupun skala komersial.

2. Karakter Morfologi Tanaman

     Bawang dayak merupakan tanaman tahunan dengan struktur vegetatif sederhana. Daunnya berbentuk pita, tipis, berwarna hijau tua, dan tumbuh tegak dari pangkal umbi. Umbinya berbentuk bulat lonjong dengan warna merah keunguan yang khas akibat kandungan antosianin dan naftokuinon. Sistem akarnya serabut dan mampu beradaptasi pada tanah dengan aerasi baik. Tanaman ini juga menghasilkan bunga berwarna putih yang muncul pada tangkai tunggal, menunjukkan ciri khas famili Iridaceae.

3. Kandungan Fitokimia

Bawang dayak diketahui kaya akan metabolit sekunder penting, antara lain:

* Flavonoid (quercetin, kaempferol) yang berfungsi sebagai antioksidan kuat dan antiinflamasi.

* Senyawa naftokuinon seperti eleutherin dan eleutherinol yang berperan sebagai antibakteri, antitumor, dan antifungi.

* Triterpenoid dan glikosida yang mendukung aktivitas imunomodulator.

* Taninn dan fenolik yang berperan dalam penurunan stres oksidatif.

Kombinasi senyawa tersebut menjadikan bawang dayak efektif digunakan dalam pengelolaan diabetes melitus, hipertensi ringan, gangguan infeksi, serta sebagai suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

4. Syarat Tumbuh

Tanaman bawang dayak tumbuh optimal pada kondisi berikut:

* Ketinggian: 100–1.000 mdpl

* pH tanah: 5,0–6,5

* Suhu ideal: 22–28°C

* Kelembapan: sedang–tinggi dengan intensitas cahaya semi-naungan

     Tanah lempung berpasir dengan aerasi baik sangat ideal untuk perkembangan umbi. Tanaman ini sensitif terhadap genangan air, sehingga drainase harus diperhatikan. Curah hujan yang cukup akan membantu meningkatkan pertumbuhan daun dan pembentukan biomassa umbi.

5. Teknik Budidaya

Budidaya bawang dayak dapat dilakukan secara vegetatif menggunakan umbi.

Langkah budidaya meliputi:

* Pengolahan tanah dengan penambahan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang.

* Penanaman umbi berukuran seragam pada kedalaman 3–5 cm dengan jarak tanam sekitar 20 × 20 cm.

* Irigasi teratur namun tidak berlebihan untuk menghindari pembusukan umbi.

* Pemupukan organik lebih dianjurkan untuk menjaga kualitas fitokimia umbi.

* Pengendalian hama terpadu, terutama terhadap serangga pengisap dan jamur patogen seperti Fusarium.

Panen dilakukan pada umur 3–4 bulan setelah tanam, ditandai dengan daun yang mulai menguning. Pascapanen dilakukan melalui pembersihan umbi, pengeringan (curing), pemotongan daun, serta penyimpanan pada tempat sejuk kering.

6. Nilai Ekonomi dan Industri

      Bawang dayak memiliki nilai ekonomi tinggi karena digunakan sebagai bahan baku industri herbal modern. Produk turunan yang banyak dikembangkan meliputi kapsul ekstrak, simplisia kering, serbuk instan, dan teh herbal. Kandungan bioaktifnya menjadikan komoditas ini sangat potensial untuk pasar suplemen kesehatan. Peningkatan permintaan juga mendorong petani lokal di Kalimantan untuk melakukan budidaya secara komersial. Dengan pengembangan teknologi pascapanen dan standardisasi mutu, bawang dayak berpotensi menjadi komoditas herbal unggulan nasional.

7. Kesimpulan

      Bawang dayak merupakan tanaman herbal penting dengan kandungan fitokimia berkhasiat dan nilai ekonomi tinggi. Secara agronomis, tanaman ini mudah dibudidayakan di berbagai wilayah tropis Indonesia, serta menghasilkan umbi yang kaya antioksidan dan senyawa bioaktif. Upaya pengembangan budidaya dan inovasi produk turunan dapat meningkatkan daya saing bawang dayak sebagai komoditas hortikultura strategis.

Diresume oleh: Neza Yolanda Putri, Monica Desky 

Daftar Pustaka

Aini, N., & Lestari, S. (2021). Kandungan fitokimia dan aktivitas antioksidan bawang dayak (Eleutherine palmifolia). Jurnal Herbal Indonesia, 5(1), 12–20.

Badan Litbang Pertanian. (2020). Pengembangan tanaman obat unggulan wilayah Kalimantan. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Mulyani, D., & Pratama, R. (2019). Pengaruh kondisi agroklimat terhadap pertumbuhan bawang dayak. Agrivita, 41(3), 210–218.

Sari, P. W. (2018). Morfologi dan senyawa bioaktif tanaman Eleutherine palmifolia. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Yusuf, A., & Nurhidayati, T. (2022). Teknik budidaya dan pengolahan pascapanen bawang dayak sebagai komoditas herbal. Jurnal Tanaman Obat Indonesia, 14(2), 95–104.

Popular posts from this blog

Daun Sirih Hijau ( Piper betle L )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah sebagai berikut : Regnum : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Classis : Dicotyledoneae Ordo : Piperales Familia : Piperaceae Genus : Piper Species : Piper bettle L. Habitat Habitat daun sirih hijau (Piper betle) adalah di daerah tropis dengan kondisi sebagai berikut: Terletak di ketinggian 200–1.000 meter di atas permukaan laut (dpl)  Memiliki curah hujan 2.250–4.750 mm per tahun  Tumbuh di tanah yang lembab dan kaya akan zat organik  Terlindung dari cahaya matahari langsung dan angin. Kandungan Menurut Hutapea (2000), senyawa  metabolit sekunder yang dihasilkan oleh tanaman sirih berupa saponin,  flavonoid, polifenol dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang  terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula, dan pati. Khasiat dan Kegunaan Sirih ber...

Jahe Merah ( Zingiber officinale var. Rubrum )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Jahe Merah : Menurut Hapsoh (2008), klasifikasi dari Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Zingiber Spesies : Zingiber officinale var. Rubrum Habitat Jahe Merah : Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) tumbuh pada daerah tropis dengan ketinggian tempat antara 0 – 1,700 m di atas permukaan laut. Jahe memerlukan suhu tinggi serta curah hujan yang cukup saat masa pertumbuhannya. Suhu tanah yang ideal yaitu antara 25 - 30ºC. Untuk mendapatkan hasil rimpang yang baik, tanah harus dalam keadaan gembur agar akarnya berkembang dengan normal. Tanaman jahe ini tidak tahan genangan air sehingga irigasinya harus selalu diperhatikan (Hapsoh, 2011). Kandungan Jahe Merah : Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) mempunyai banyak keunggulan dib...

Kelor ( Moringa oleifera )

Ketersediaan di Kebun Toga STIKES Al-Fatah : Tersedia Klasifikasi Klasifikasi tanaman kelor adalah:  Kingdom:Plantae  Divisi:Spermatophyta  Subdivisi:Angeospermae Kelas: Dicotyledoneae Ordo: Brassicales  Familia: Moringaceae Genus: Moringa Spesies: Moringa oleifera Morfologi kelor varietas Nusa Tenggara Barat. (Pratama 2020) Habitat Kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 m, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 mdpl. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap kekeringan sampai enam bulan (Mendieta et al., 2013). Kandungan Daun kelor sangat kaya akan vitami, mineral, asam amino dan sebagai antioksidan. Kandungan daun kelor di antaranya kaya akan vitamin A, vitamin C, vitamin B1 (tiamin), Vitamin B2 (riboflavin), vitamin B3 (niasin), vitamin B6 dan folat. Tanaman ini juga kaya mineral seperti magnesium, besi, kalsium, fosfor dan sen...