TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza)
1.
Pendahuluan
Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza) merupakan tanaman obat asli Indonesia yang sejak dahulu digunakan
dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Zingiberaceae
(jahe-jahean) dan dikenal karena kandungan kurkumin serta xanthorrhizol yang
memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Temulawak biasa digunakan untuk
meningkatkan nafsu makan, menjaga kesehatan hati, mengatasi gangguan
pencernaan, serta meningkatkan daya tahan tubuh. Selain digunakan sebagai jamu,
temulawak juga banyak dimanfaatkan dalam industri obat herbal modern
2. Klasifikasi Ilmiah Temulawak
Klasifikasi
Kingdom:plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Zingiberales
Famili:
Zingiberaceae
Genus: Curcuma
Spesies: Curcuma xanthorrhiza
3. Morfologi Temulawak
a) Rimpang
Rimpang temulawak besar, berdaging tebal, berwarna kuning tua hingga jingga.Aromanya kuat dan hangat. Rimpang terdiri dari rimpang induk dan rimpang cabang.
b) Daun
Daun berbentuk lanset panjang, berwarna hijau segar dengan panjang 40–90 cm. Tumbuh dari batang semua
c) Batang Semu
Tersusun dari pelepah daun, tegak, dan dapat mencapai tinggi 1–2 meter.
d) Bunga
Perbungaan
muncul dari batang semu dengan warna putih kehijauan dan sedikit ungu.
Berbentuk kerucut dengan tandan padat.
4. Manfaat Temulawak sebagai Tanaman Obat
A.
Hepatoprotektif
(melindungi hati)
Xanthorrhizol dan kurkumin membantu memperbaiki kerusakan
sel hati dan meningkatkan fungsi hati.
B.
Melancarkan
pencernaan
Temulawak merangsang produksi cairan empedu sehingga
membantu mengatasi kembung, mual, dan gangguan pencernaan lainnya.
C.
Anti-inflamasi
Senyawa kurkuminoid berfungsi mengurangi peradangan pada
sendi dan otot.
D.
Antimikroba
Ekstrak temulawak mampu menghambat pertumbuhan bakteri
seperti Staphylococcus aureus, E. coli, dan jamur Candida.
E.
Meningkatkan
nafsu makan
Dipercayai membantu meningkatkan nafsu makan pada anak
maupun dewasa.
F.
Antioksidan
Xanthorrhizol dan kurkumin bertindak sebagai antioksidan kuat yang melindungi tubuh dari kerusakan oksidatif.
5. Kesimpulan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tanaman herbal asli Indonesia
yang kaya manfaat kesehatan, terutama dalam menjaga fungsi hati, pencernaan,
dan kekebalan tubuh. Kandungan kurkuminoid serta minyak atsiri seperti xanthorrhizol
membuat tanaman ini memiliki aktivitas farmakologis yang kuat. Dengan nilai
sejarah dan khasiatnya, temulawak menjadi salah satu tanaman obat penting dalam
pengobatan tradisional Nusantara
6. DAFTAR PUSTAKA
Backer, C.A. & van den Brink, R.C. (1965). Flora of Java. Leiden:
Rijksherbarium.
Hariana, A. (2015). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang
Kehutanan.
Indrayanto, G. (2015). “Curcuma xanthorrhiza: phytochemistry,
pharmacology, and clinical studies.” Phytochemistry Reviews, 14(2): 343–372.
Jang, J. et al. (2014). “Xanthorrhizol as an antioxidant and
anti-inflammatory compound.” Journal of Ethnopharmacology, 152: 403–410.
Mulyani, S., & Darmawan, R. (2018). “Aktivitas antibakteri ekstrak
rimpang temulawak.” Jurnal Farmasi Indonesia, 9(3): 122–130.
Nair, K.P. (2013). The Agronomy and Economy of Turmeric and Ginger. New
York: Elsevier
Purnomo, H. (2011). Tanaman Obat Populer. Yogyakarta: Kanisius.
Purwanto, D. (2017). “Phytochemical screening of Curcuma species.”
Indonesian Journal of Herbal Research, 4(2): 214–221.
Setyowati, F.M. (2014). Tumbuhan Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta:
LIPI Press.
Widowati, W. (2011). “Aktivitas antioksidan xanthorrhizol dari
temulawak.” Majalah Kedokteran Bandung, 43(1): 34–41.
Yuliani, N., & Wahyuni, S. (2019). “Pemanfaatan temulawak dalam
pengobatan tradisional.” Jurnal Herbal Nusantara, 3(1): 45–58.
